Sebagian Ulama ahli ma’rifat
mengatakan, shabar itu ada tiga tingkatan :
قَالَ
بَعْضُ الْعَارِفِيْنَ الصَّبْرُ ثَلَاثٌ مَقَامَاتٍ: تَرْكُ الشَّكْوَى وَهِيَ دَرَجَةُ
التَّابِعِيْنَ وَالرِّضَاءُ بِالْمَقْدُوْرِ وَهِيَ دَرَجَةُ الزَّاهِدِيْنَ وَالْمَحَبَّةُبِالْإِبْتِلَاءِ وَهِيَ دَرَجَةُ الصِّدِّيْقِيْنَ
“Berkatalah sebagian Ulam ahli ma’rifat.
Shabar itu ada tiga :
Tidak
suka menceritakan nasib buruk kepada selain Allah. Ini adalah sabar tingkatan
tabi’in.
Ridho
atas ketetapan Allah. Ini adalah sabar tingkatan orang-orang zuhud.
Hal
ini sesuai hadits Nabi Saw :
اُعْبُدِ اللهَ
عَلَى الرِّضَا فَإِنْ لَمْ تَسْتَطِعْ فَفِى الصَّبْرِ عَلَى مَاتَكْرَهُ خَيْرٌ
كَثِيْرٌ
“Beribadahlah
kamu sekalian kepada Allah disertai dengan kerelaan hati. Apabila engkau tidak bias
beribadah dengan hati yang rela, maka bersabarlah atas sesuatu yang tidak engkau
sukai, merupakan kebaikan yang banyak.”

Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Silahkan beri komentar anda !