Logo Design by FlamingText.com
Logo Design by FlamingText.com

Jumat, 11 Maret 2016

Keutamaan Berdzikir di Masjid

KEUTAMAAN BERDZIKIR DI MASJID
Dzikir adalah ibadah yang paling agung, sementara masjid adalah rumah ibadah dan tempat paling utama. Dzikir di masjid memiliki keistimewaan tertentu karena kemuliaan masjid, kesuciannya, turunnya malaikat di masjid dinisbatkannya masjid kepada Allah (Baitullah).
Allah berfirman:
وَمَسَاجِدُ يُذْكَرُ فِيْهَا اسْمُ اللهِ كَثِيْرًا ﴿٤٠﴾
"Dan masjid-masjid, yang di dalamnya banyak disebut nama Allah" (Al-Hajj: 40)
Allah berfirman:
فِي بُيُوْتٍ أَذِنَ اللهُ أَن تُرْفَعَ وَيُذْكَرَ فِيْهَا اسْمُهُ يُسَبِّحُ لَهُ فِيْهَا بِالْغُدُوِّ وَاْلآصَالِ ﴿٣٦﴾ رِجَالٌ لاَّ تُلْهِيْهِمْ تِجَارَةٌ وَلاَ بَيْعٌ عَنْ ذِكْرِ اللهِ ... ﴿٣٧﴾
"Bertasbih kepada Allah di masjid-masjid yang telah diperintahkan untuk dimuliakan dan disebut nama-Nya di dalamnya, pada waktu pagi dan waktu petang. Laki-laki yang tidak dilalaikan oleh perniagaan dan tidak (pula) oleh jual beli dari mengingat Allah" (Al-Nur: 36-37)

Keutamaan Berkumpul Untuk Berdzikir Kepada Allah

KEUTAMAAN BERKUMPUL UNTUK BERDZIKIR KEPADA ALLAH
Dzikir boleh dilakukan secara sendiri dan dalam keadaan sepi, dzikir juga boleh dilakukan secara bersama dan terbuka. Bahkan inilah yang lebih utama dan agung.
Sebagaimana dalam hadits Mu'awiyah:
عَنْ مُعَاوِيَةَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ اَنَّ رَسُوْلَ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ خَرَجَ عَلَى حَلَقَةٍ مِنْ أَصْحَابِهِ فَقَالَ مَا أَجْلَسَكُمْ ؟ قَالُوْا جَلَسْنَا نَذْكُرُ اللهَ وَنَحْمَدُهُ عَلَى مَا هَدَانَا لِلإِسْلاَمِ وَمَنَّ بِهِ عَلَيْنَا قَالَ آللهِ مَا أَجْلَسَكُمْ إِلاَّ ذَاكَ ؟ قَالُوْا وَاللهِ مَا أَجْلَسَنَا إِلاَّ ذَاكَ قَالَ أَمَا إِنِّي لَمْ أَسْتَحْلِفْكُمْ تُهْمَةً لَكُمْ وَلَكِنَّهُ أَتَانِي جِبْرِيْلُ فَأَخْبَرَنِي أَنَّ اللهَ عَزَّ وَجَلَّ يُبَاهِي بِكُمُ الْمَلاَئِكَةَ (رواه مسلم والترمذي والنسائي)
"Rasulullah Saw keluar menemui sekelompok para sahabat. Beliau bertanya: Apa yang membuat kalian duduk disini? Mereka menjawab: Kami duduk disini untuk berdzikir kepada Allah, kami memujinya atas limpahan hidayah agama Islam kepada kami dan telah memberi anugerah kepada kami. Rasulullah bertanya: Demi Allah, apakah tidak ada tujuan lain? Sahabat menjawab: Demi Allah kami tidak punya tujuan lain. Rasulullah bersabda: Saya tadi bersumpah bukan karena berprasangka buruk pada kalian, tetapi karena Jibril datang kedapaku dan mengabarkan bahwa Allah mmembanggakan kalian kepada para malaikat" (HR Muslim, al-Turmudzi dan al-Nasa'i[1])

Selasa, 08 Maret 2016

Kisah Iblis Mendatangi Rasulullah SAW

Diriwayatkan dari Mu'adz bin Jabal r.a., dari Ibnu Abbas r.a. yang berkisah :

Kami bersama Rosululloh SAW dirumah salah seorang sahabat anshar, dimana saat itu kami di tengah-tengah jamaah. Lalu ada suara orang memanggil dari luar, "Wahai para penghuni rumah, apakah kalian mengizinkanku masuk, sementara kalian butuh kepadaku".

Rosululloh SAW bertanya kepada para jamaah, "Apakah kalian tahu, siapa yang memanggil dari luar itu ?". Mereka menjawab, "Tentu Alloh SWT dan Rosul-Nya lebih tahu".

Lalu Rosululloh SAW menjelaskan, "ini adalah iblis yang terkutuk semoga Alloh senantiasa melaknatnya".

Bab 1 : 10 Hadits Keutamaan Ilmu dan Uama

10 HADITS KEUTAMAAN ILMU DAN ULAMA
قَالَ النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْه ِوَسَلَّم لِإِبْنِ مَسْعُوْدٍ  رَضِيَ اللهُ عَنْهُ : يَا اِبْنَ مَسْعُوْدٍ جُلُوْسُكَ سَاعَةً فِي مَجْلِسِ الْعِلْمِ , لَا تَمَسَّ قَلَمًا وَلَا تَكْتُبُ حَرْفًا خَيْرٌ لَكَ مِنْ عِتْقٍ رَقبَةٍ، وَنَظَرُكَ اِلَى وَجْهِ الْعَالِمِ خَيْرٌ لَكَ  مِنْ اَلْفِ فَرَسٍ تَصَدَقْتَ بِهَا فِي سَبِيْلِ اللهِ, وَسَلاَمُكَ عَلَى الْعَالِمِ خَيْرٌلَكَ مِنْ عِبَادَةِ اَلْفِ سَنَةٍ
1. Nabi Muhammad SAW berkata kepada Ibnu Mas`ud RDH : "Ya Ibnu Mas`ud, dudukmu (walaupun sebentar) di majlis ilmu, walaupun tanpa memegang pena dan menulis satu hurufpun adalah lebih bagus daripada memerdekakan 1000 raqabah (budak), pandanganmu terhadap orang alim lebih bagus daripada 1000 kuda yang kamu sedekahkan di jalan Allah (sabilillah), salam-mu kepada orang alim lebih bagus daripada ibadah 1000 tahun".

Senin, 07 Maret 2016

1100 Hadits Terpilih, Bagian 3 : Muhammad Rasulullah SAW

Bagian 3
Muhammad Rasulullah Saw

اَنَا حَبِيْبُ اللهِ وَلاَ فَخْرَ. وَاَنَا حَامِلُ لِوَاءِ الْحَمْدِ يَوْمِ الْقِيَامَةِ تَحْتَهُ آدَمُ، فَمَنْ دُوْنَهُ وَلاَ فَخْرَ. وَاَنَا اَوَّلُ شَافِعٍ وَاَوَّلُ مُشَفَّعٍ يَوْمَ الْقِيَامَةِ وَلاَ فَخْرَ. وَاَنَا اَوَّلُ مَايُحَرِّكَ حَلَقَ الْجَنَّةِ فَيَفْتَعُ اللهِ لِيْ فَيُدْخِلُنِيْهَا، وَمَعِيْ فُقَرَاءُ الْمُؤْمِنِيْنَ وَلاَ فَخْرَ ،وَاَنَا اَكْرَمَ الْاَوَّلِيْنَ وَالْآخِرِيْنَ عَلىَ اللهِ وَلاَ فَخْرَ.(رواه الترمذي)
1.        Rasulullah Saw bersabda: “Aku kesayangan Allah (dan tidak congkak). Aku membawa panji “PUJIAN” pada hari kiamat, di bawahnya Adam dan yang sesudahnya (dan tidak congkak). Aku yang pertama pemberi syafa’at dan yang diterima syafaatnya pada hari kiamat (dan tidak congkak). Aku yang pertama menggerakkan pintu surga dan Allah membukanya untukku dan aku dimasukkanNya bersama-sama orang-orang beriman yang fakir (dan tidak congkak). Dan Aku lah paling mulia dari kalangan terdahulu dan terbelakang di sisi Allah (dan tidak congkak).” (HR. Tirmidzi)

1100 Hadits Terpilih, Bagianke 2 : Perihal Nabi-Nabi dan Rasul-Rasul

Bagian 2
Perihal Nabi-Nabi dan Rasul-Rasul

مَابَعَثَ اللهُ نَبِيًّا اِلَّا رَعَى الْغَنَمَ.(رواه البخاري و مسلم)
1.        Tiada Allah mengutus seorang nabi kecuali pasti dia penggembala domba. (HR. Bukhari dan Muslim)
لَا نُوْرَثُ، مَا تَرَكْنَا صَدَقَةٌ. (رواه البخاري)
2.      Kami (para nabi) tidak diwarisi (meninggalkan warisan). Apa yang kami tinggalkan adalah sodaqoh (untuk umat). (HR. Bukhari)

اِنَّ اللهَ حَرَّمَ عَلَى الْاَرْضِ اَنْ تَأْكُلَ اَجْسَادَ الْاَنْبِيَاءِ. (رواه الحاكم)
3.      Sesungguhnya Allah mengharamkan (mencegah) bumi makan jasad nabi-nabi. (HR. Al Hakim)

1100 Hadits Terpilih, Bagian 1 : Seruan dan Peringatan Allah Ta'ala

Bagian 1
Seruan dan Peringatan Allah Ta’ala

قَالَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ : اللهُ عَزَّ وَجَلَّ : كَذَّبَنِيْ ابْنُ اَدَمَ وَلَمْ يَكُنْ لَهُ ذَالِكَ،وَشَتَمَنِيْ وَلَمْ يَكُنْ لَهُ ذَالِكَ ، فَاَمَّا تَكْذِيْبَهُ اِيَّايَ فَقُوْلُهُ لَنْ يُعِيْدَنِيْ كَمَا بَدَأَ اَنِّيْ، وَلَيْسَ اَوَّلُ الْخَلْقِ بِاَهْوَنَ عَلَيَّ مِنْ إِعَادَتِهِ وَاَمَّا شَتْمُهُ اِيَّايَ فَقُوْلُهُ اتَّخَذَ اللهُ وَلَدًا، وَاَنَا الْأَحَدُ الصَّمَدُ، لَمْ اَلِدُ وَلَمْ اُوْلَدُ، وَلَمْ  يَكُنْ لِيْ كُفُوًا اَحَدٌ. (رواه البخاري)
1.   Rasulullah Saw bersabda bahwa Allah ‘Azza wajalla berfirman,“Anak Adam mendustakan Aku padahal tidak seharusnya dia berbuat demikian. Dia mencaci Aku padahal tidak seharusnya demikian. Adapun mendustakan Aku adalah dengan ucapannya bahwa “Allah tidak akan menghidupkan aku kembali sebagaimana menciptakan aku pada permulaan”. Ketahuilah bahwa tiada ciptaan (makhluk) pertama lebih mudah bagiku daripada mengulangi ciptaan. Adapun caci-makinya terhadap Aku ialah dengan berkata, “Allah mempunyai anak”. Padahal Aku Maha Esa yang bergantung kepada-Ku segala sesuatu. Aku tiada beranak dan tiada pula diperanakkan dan tidak ada seorangpun setara dengan Aku.”  (HR. Bukhari)