Bab 3 : Kedahsyatan Siksaan di Alam Kubur
Abul-Laits
meriwayatkan dengan sanadnya dari Albaraa’ bin Aazib r.a. berkata: “Kami
bersama Nabi Muhammad s.a.w keluar menghantar
jenazah seorang sahabat Anshar, maka ketika sampai kekubur dan belum dimasukkan
dalam lahad, Nabi Muhammad s.a.w duduk dan kami
duduk disekitarnya diam menundukkan kepala bagaikan ada burung diatas kepala
kami, sedang Nabi Muhammad s.a.w mengorek-ngorek
dengan dahan yang ada ditangannya, kemudian ia mengangkat kepala sambil
bersabda: “Berlindunglah kamu kepada Allah dari
siksaan kubur.”. Nabi Muhammad s.a.w mengulangi
sebanyak 3 kali.” Lalu Nabi Muhammad s.a.w bersabda:
“Sesungguhnya seorang mukmin jika akan meninggal dunia dan menghadapi akhirat
(akan mati), turun padanya malaikat yang putih-putih wajahnya bagaikan
matahari, membawa kafan dari syurga, maka duduk didepannya sejauh pandangan
mata mengelilinginya, kemudian datang malaikulmaut dan duduk didekat kepalanya
dan memanggil: “Wahai roh yang tenang baik, keluarlah menuju pengampunan Allah dan ridhaNya.”
Nabi Muhammad s.a.w bersabda lagi: “Maka
keluarlah rohnya mengalir bagaikan titisan dari mulut kendi tempat air, maka
langsung diterima dan langsung dimasukkan dalam kafan dan dibawa keluar
semerbak harum bagaikan kasturi yang terharum diatasbumi, lalu dibawa naik,
maka tidak melalui rombongan malaikat melainkan ditanya: “Roh siapakah yang
harum ini?” Dijawab: “Roh fulan bin fulan sehingga sampai kelangit, dan disana
dibukakan pintu langit dan disambut oleh penduduknya dan pada tiap-tiap langit
dihantar oleh Malaikat Muqarrbun, dibawa naik kelangit yang atas hingga
sampai kelangit ketujuh, maka Allah berfirman:
“Catatlah suratnya di illiyyin. Kemudian
dikembalikan ia kebumi, sebab daripadanya Kami jadikan,
dan didalamnya Aku kembalikan dan
daripadanya pula akan Aku keluarkan pada
saatnya.” Maka kembalilah roh kejasad dalam kubur, kemudian datang kepadanya
dua Malaikat untuk bertanya: “Siapa Tuhanmu?”
Maka dijawab: Allah Tuhanku. Lalu
ditanya: “Apakah agamamu?” Maka dijawab:
“Agamaku Islam” Ditanya lagi: “Bagaimana pendapatmu terhadap orang yang diutuskan
ditengah-tengah kamu?” Dijawab: “Dia
utusan Allah“. Lalu ditanya: “Bagaimanakah
kamu mengetahui itu?” Maka dijawab: “Saya
membaca kitab Allah lalu percaya dan membenarkannya” Maka terdengar
suara: “Benar hambaku, maka berikan padanya hamparan dari syurga serta pakaian
syurga dan bukakan untuknya pintu yang menuju kesyurga, supaya ia mendapat bau
syurga dan hawa syurga, lalu luaskan kuburnya sepanjang pandangan mata.”
Kemudian datang kepadanya seorang yang bagus wajahnya dan harum baunya sambil
berkata: “Terimalah khabar gembira, ini saat yang telah dijanjikan Allah kepadamu.” Lalu bertanya: “Siapakah kau?”
Jawabnya: “Saya amalmu yang baik.” Lalu ia berkata: Ya Tuhan, segerakan hari
kiamat supaya segera saya bertemu dengan keluargaku dan kawan-kawanku.”
Nabi Muhammad s.a.w bersabda: “Adapun hamba
yang kafir, jika akan meninggal dunia dan menghadapi akihirat, maka turun
kepadanya Malaikat dari langit yang hitam mukanya dengan pakaian hitam, lalu
duduk dimukanya sepanjang pandangan mata, kemudian datang Malaikulmaut dan duduk
disamping kepalanya lalu berkata: “Hai roh yang jahat, keluarlah menuju murka Allah.” Maka tersebar disemua anggota badannya,
maka dicabut rohnya bagaikan mencabut besi dari bulu yang basah, maka terputus
semua urat dan ototnya, lalu diterima akan dimasukkan dalam kain hitam, dan
dibawa dengan bau yang sangat busuk bagaikan bangkai, dan dibawa naik, maka
tidak melalui malaikat melainkan ditanya: “Roh siapakah yang jahat dan busuk
itu?” Dijawab: “Roh fulan bin fulan.” dengan sebutan yang amat jelek sehingga
sampai dilangit dunia, maka minta dibuka, tetapi tidak dibuka untuknya.
Kemudian Nabi Muhammad s.a.w membaca ayat: “Laa tufattahu lahum abwabus samaa’i, wala yad khuluunal
jannata hatta yalijal jamalu fisamil khiyaath.” (Yang Bermaksud) “Tidak dibukakan bagi mereka itu pintu-pintu langit dan tidak
dapat masuk syurga sehingga unta dapat masuk dalam lubang jarum.”
Kemudian diperintahkan: “Tulislah orang itu dalam sijjin.” Kemudian dilemparkan rohnya itu bagitu
sahaja sebagaimana ayat “Waman yusyrik billahi
fakaan nama khorro minassama’i fatakh thofuhuth thairu au tahwi bihirrihu
fimakaanin sahiiq.” (Yang bermaksud) “Dan
siapa mempersekutukan Allah, maka bagaikan jatuh dari langit lalu disambar helang atau
dilemparkan oleh angin kedalam jurang yang curam.”
Kemudian dikembalikan roh itu kedalam jasad didlam kubur, lalu didatangi
oleh dua Malaikat yang mendudukkannya lalu bertanya: “”Siapa Tuhanmu?” Maka dijawab: “Saya tidak tahu”. Lalu ditanya: “Apakah agamamu?” Maka dijawab: “Saya tidak tahu” Ditanya lagi: “Bagaimana pendapatmu terhadap orang yang diutuskan
ditengah-tengah kamu?” Dijawab: “Saya
tidak tahu“. Lalu ditanya: “Bagaimanakah
kamu mengetahui itu?” Maka dijawab: “Saya
tidak tahu” Maka terdengar suara seruan dari langit: “Dusta hambaku,
hamparkan untuknya dari neraka dan bukakan baginya pintu neraka, maka terasa
olehnya panas hawa neraka, dan disempitkan kuburnya sehingga terhimpit dan
rosak tulang-tulang rusuknya, kemudian datang kepadanya seorang yang buruk
wajahnya dan busuk baunya sambil berkata: “Sambutlah hari yang sangat jelek
bagimu, inilah saat yang telah diperingatkan oleh Allah
kepadamu.” Lalu ia bertanya: “Siapakah kau?” Jawabnya: “Aku amalmu
yang jelek.” Lalu ia berkata: “Ya tuhan, jangan percepatkan kiamat, ya Tuhan
jangan percepatkan kiamat.”
Abul-Laits dengan sanadnya meriwayatkan dari Abu Hurairah r.a. berkata: “Nabi Muhammad s.a.w bersabda: “Seorang mukmin jika
sakaratulmaut didatangi oleh Malaikat dengan membawa sutera yang berisi
masik (kasturi) dan tangkai-tangkai bunga, lalu dicabut rohnya bagaikan
mengambil rambut didalam adunan sambil dipanggil: “Ya
ayyatuhannafsul muth ma’innatur ji’i ila robbiki rodhiyatan mardhiyah.” (Yang
bermaksud) “Hai roh yang tenang, kembalilah kepada
Tuhanmu dengan perasaan rela dan diridhoi. Kembalilah dengan rahmat dan
keridhoan Allah.”
Maka jika telah keluar rohnya langsung ditaruh diatas misik dan bunga-bunga itu
lalu dilipat dengan sutera dan dibawa keilliyyin.
Adapun orang kafir jika sakaratulmaut didatangi oelh Malaikat yang membawa kain
bulu yang didalamnya ada api, maka dicabut rohnya dengan kekerasan sambil
dikatakan kepadanya: “Hai roh yang jahat keluarlah menuju murka Tuhammu
ketempat yang rendah hina dan siksaNya,
maka bila telah keluar rohnya itu, diletakkan diatas api dan bersuara seperti
sesuatu yang mendidih kemudian dilipat dan dibawa kesijjin.”
Alfaqih Abu Ja’far meriwayatkan dengan sanadnya dari Abdullah bin Umar r.a.
berkata: “Seorang mukmin jika diletakkan dikubur maka diperluaskan kuburnya itu
hingga 70 hasta dan ditaburkan padanya bunga-bunga dan dihamparkan sutera, dan
bila ia hafal sedikit dari al-quran sukup untuk penerangannya jika tidak maka Allah s.w.t. memberikan kepadanya nur cahaya
penerangan yang menyerupai penerangan matahari, dan didalam kubur bagaikan
pengantin baru, jika tidur maka tidak ada yang berani membangunkan kecuali
kekasihnya sendiri, maka ia bangun dari tidur itu bagaikan masih kurang masa
tidurnya dan belum puas. Adapun orang kafir maka akan dipersempit kuburnya
sehingga menghancurkan tulang rusuknya dan masuk kedalam perutnya lalu
dikirimkan kepadanya ular segemuk leher unta, maka makan dagingnya sehingga
habis dan sisa tulang semata-mata, lalu dikirim kepadanya Malaikat yang akan
menyiksa iaitu yang buta tuli dan bisu dengan membawa puntung dari besi yang
langsung dipukulkannya, sedang Malaikat itu tidak mendengar suara
jeritannya dan tidak melihat keadaannya supaya tidak dikasihaninya, selain itu
lalu dihidangkan siksa neraka itu tiap pagi dan petang.”
Abu-Laits berkata: “Siapa yang ingin selamat dari siksaan kubur maka harus
menlazimi empat dan meninggalkan empat iaitu:
§ Menjaga
sembahyang lima waktu
§ Banyak
bersedekah
§ Banyak
membaca al-quran
§ Memperbanyak
bertasbih (membaca: Subhanallah walhamdulillah
wal’aa ilaha illallah wallahu akbar, walahaula wala quwata illa billah)
Semua yang empat
ini dapat menerangi kubur dan meluaskannya. Adapun empat yang harus
ditinggalkan ialah:
§ Dusta
§ Kianat
§ Adu-adu
§ Menjaga
kencing, sebab Nabi Muhammad s.a.w pernah
bersabda: “Bersih-bersihlah kamu daripada kencing, sebab umumnya siksa kubur
itu kerana kencing. (Yakni hendaklah dicuci kemaluan sebersih-bersihnya.)
Nabi
Muhammad s.a.w bersabda: “Innallahha ta’ala kariha
lakum arba’a: Al’abatsu fishsholaati, wallagh wu filqira’ati, warrafatsu
fisshiyami, wadhdhahiku indal maqaabiri. (Yang bermaksud) Sesungguhnya Allah tidak suka padamu empat, main-main dalam
sembahyang dan lahgu (tidak hirau), dalam bacaan quran dan berkata keji waktu
puasa dan tertawa didalam kubur.”
Muhammad bin Assammaak ketika melihat kubur berkata: “Kamu jangan tertipu
kerana tenangnya dan diamnya kubur-kubur ini, maka alangkah banyaknya orang
yang sudah bingung didalamnya, dan jangan tertipu kerana ratanya kubur ini,
maka alangkah jauh berbeza antara yang satu pada yang lain didalamnya. Maka
seharusnya orang yang berakal memperbanyak ingat pada kubur sebelum masuk
kedalamnya.”
Sufyan Atstsauri berkata: “Siapa yang sering (banyak) memperingati kubur,
maka akan mendapatkannya kebun dari kebun-kebun syurga, dan siapa yang
melupakannya maka akan mendapatkannya jurang dari jurang-jurang api neraka.”
Ali bin Abi Thalib r.a. berkata dalam khutbahnya: “Hai hamba Allah,
berhati-hatilah kamu dari maut yang tidak dapat dihindari, jika kamu berada
ditempat, ia datang mengambil kamu, dan bila kamu lari pasti akan terpegang
juga, maut terikat selalu diubun-ubunmu, maka carilah jalan selamat, carilah
jalan selamat dan segera-segera, sebab dibelakangmu ada yang mengejar kamu yaitu
kubur, ingatlah bahawa kubur itu adakalanya kebun dari kebun-kebun syurga atau
jurang dari jurang-jurang neraka dan kubur itu tiap-tiap hari berkata-kata:
Akulah rumah yang gelap, akulah tempat sendirian, akulah rumah ulat-ulat.”
Ingatlah sesudah itu ada hari (saat) yang lebih ngeri, hari dimana anak kecil
segera beruban dan orang tua bagaikan orang mabuk, bahkan ibu yang meneteki
lupa terhadap bayinya dan wanita yang bunting menggugurkan kandungannya dan kau
akan melihat orang-orang bagaikan orang mabuk tetapi tidak mabuk khamar, hanya
siksa Allah s.w.t. yang sangat ngeri dan
dahsyat.
Ingatlah bahawa sesudah itu ada api neraka yang sangat panas dan suram dalam,
perhiasannya besi dan sirnya darah bercampur nanah, tidak ada rahmat Allah s.w.t. disana. Maka kaum muslimin yang
menangis. lalu ia berkata: “Dan disamping itu ada syurga yang luasnya selebar
langit dan bumi, tersedia untuk orang-orang yang takwa. Semoga Allah s.w.t. melindungi kami dari siksa yang
pedih dan menempatkan kami dalam darunna’iem (Syurga
yang serba kenikmatan).
Usaid bin Abdirrahman berkata: “Saya telah mendapat keterangan bahawa seorang
mukmin jika mati dan diangkat, ia berkata: “Segerakan aku.”, dan bila telah
dimasukkan dalam lahad (kubur), bumi berkata kepadanya: “Aku kasih padamu
ketika diatas punggungku, dan kini lebih sayang kepadamu.” Dan bila orang kafir
mati lalu diangkat mayatnya, ia berkata: “Kembalikan aku.” dan bila diletakkan
didalam lahadnya, bumi berkata: “Aku sangat benci kepadamu ketika kau diatas
punggungku, dan kini aku lebih benci lagi kepadamu.”
Usman bin Affan r.a. ketika berhenti diatas kubur, ia menangis, maka ditegur:
“Engkau jika menyebut syurga dan neraka tidak menangis, tetapi kau menangis
kerana kubur?” Jawabnya: “Nabi Muhammad s.a.w pernah
bersabda: “Alqabru awwalu manazilil akhirah, fa in
naja minhu fama ba’dahu aisaru minhu, wa in lam yanju minhu fama ba’dahu
asyaddu minhu.” (Yang bermaksud)“Kubur
itu pertama tempat yang menuju akhirat, maka bila selamat dalam kubur, maka
yang dibelakangnya lebih ringan, dan jika tidak selamat dalam kubur maka yang
dibelakangnya lebih berat daripadanya.”
Abdul-Hamid bin Mahmud Almughuli berkata: “Ketika aku duduk bersama Ibn Abbas
r.a., tiba-tiba datang kepadanya beberapa orang dan berkata: “Kami rombongan
haji dan bersama kami ini ada seorang yang ketika sampai didaerah Dzatishshahifah, tiba-tiba ia mati, maka kami
siapkan segala keperluannya, dan ketika menggali kubur untuknya, tiba-tiba ada
ular sebesar lahad, maka kami tinggalkan dan menggali lain tempat juga ada
ular, maka kami biarkan dan kami menggali lain tempat juga kami dapatkan ular,
maka kami biarkan dan kini kami bertanya kepadamu, bagaimanakah harus kami
perbuat tehadap mayat itu?” Jawab Ibn Abbas r.a.: “Itu dari amal perbuatannya
sendiri, lebih baik kamu kubur sajan demi Allah andaikan kamu galikan bumi ini
semua niscaya akan kamu dapat ular didalamnya.” Maka mereka kembali dan
menguburkan mayat itu didalam salah satu kubur yang sudah digali itu dan ketika
mereka kembali kedaerahnya mereka pergi kekeluarganya untuk mengembalikan
barang-barangnya sambil bertanya kepada isterinya apakah amal perbuatan yang
dilakukan oelh suaminya? Jawab isterinya: “Dia biasa menjual gandum dalam
karung, lalu dia mengambil sekadar untuk makanannya sehari, dan menaruh
tangkai-tangkai gandum itu kedalam karung seberat apa yang diambilnya itu.”
Abul-Laits berkata: “Berita ini menunjukkan bahawa kianat itu salah satu sebab
siksaan kubur dan apa yang mereka lihat itu sebagai peringatan jangan sampai
kianat.”
Ada keterangan bahawa bumi ini tiap hari berseru sampai lima kali dengan
berkata:
§ Hai
anak Adam, anda berjalan diatas punggungku dan kembalimu didalam perutku.
§ Hai
anak Adam, anda makan berbagai macam diatas punggungku dan anda akan dimakan
ulat didalam perutku.
§ Hai
anak Adam, anda tertawa diatas punggungku, dan akan menangis didalam perutku.
§ Hai
anak Adam, anda bergembira diatas punggungku dan akan berduka didalam perutku.
§ Hai
anak Adam, anda berbuat dosa diatas punggungku, maka akan tersiksa didalam
perutku.
Amr bin Dinar berkata: “Ada seorang penduduk kota Madinah yang mempunyai
saudara perempuan dihujung kota, maka sakitlah saudaranya itu kemudian mati,
maka setelah diselesaikan persiapannya dibawa kekubur, kemudian setelah selesai
menguburkan dan kembali pulang kerumah, ia teringat pada kantongan yang dibawa
dan tertinggal dalam kubur, maka ia minta bantuan orang untuk menggali kubur
itu kembali, dan sesudah digali kubur itu maka bertemulah dia akan kantongannya
itu, ia berkata kepada orang yang membantunya itu: “Tolong aku ketepi sebentar
sebab aku ingin mengetahui bagaimana keadaan saudaraku ini.” Maka dibuka
sedikit lahadnya, tiba-tiba dilihatnya kubur itu menyala api, maka segera ia
meratakan kubur itu dan kembali kepada ibunya lalu bertanya: “Bagaimanakah
kelakuan saudaraku dahulu itu?” Ibunya berkata: “Mengapa kau menanyakan
kelakuan saudaramu, padahal ia telah mati?” Anaknya tetap meminta supaya
diberitahu tentang amal perbuatan saudaranya itu, lalu diberitahu bahawa
saudaranya itu biasanya mengakhirkan sembahyang dari waktunya, juga cuai dalam
kesucian dan diwaktu malam sering mengintai rumah-rumah tetangga untuk
mendengar perbualan mereka lalu disampaikan kepada orang lain sehingga mengadu
domba antara mereka, dan itulah sebabnya siksa kubur. Kerana itu siapa yang
ingin selamat dari siksaan kubur haruslah menjauhkan diri dari sifat namimah (adu domba diantara tetangga dan orang
lain) supaya selamat dari siksaan kubur dan mudah baginya menjawab pertanyaan
Malaikat Munkar Nakier.
Alabarra’ bin Aazib r.a. berkata: “Nabi Muhammad s.a.w
bersabda: “Seorang mukmin jika ditanya dalam kubur, maka ia langsung
membaca Asyhadu an laa ilaha illallah wa anna
Muhammad abduhu warasuluhu, maka itulah yang tersebut dalam firman Allah: Yutsabbitullahul
ladzina aamanu bil qaulits tsabiti filhayatiddun ya wafil akhirah (Allah menetapkan orang-orang yang beriman dengan
khalimah yang teguh dimana hidup didunia dan diakhirat (yakni khalimah laa ilaha illallah, Muhammad Rasullullah).
Dan ketetapan itu terjadi dalam tiga masa iaitu:
§ Ketika
melihat Malakulmaut
§ Ketika
menghadapi pertanyaan Mungkar Nakier
§ Ketika
menghadapi hisab dihari kiamat
Dan ketetapan ketika melihat Malaikulmaut dalam tiga hal iaitu:
§ Terpelihara
dari kekafiran, dan mendapat taufiq dan istiqamah dalam tauhid sehingga keluar
rohnya dalam Islam
§ Diberi
selamat oleh Malaikat bahawa ia mendapat rahmat
§ Melihat
tempatnya disyurga sehingga kubur menjadi salah satu kebun syurga.
Adapun ketetapan ketika hisab juga dalam tiga perkara iaitu:
§ Allah s.wt.
memberinya ilham sehingga dapat menjawab segala pertanyaan dengan benar
§ Mudah
dan ringan hisabnya
§ Diampunkan
segala dosanya
Ada juga yang mengatakan bahawa ketetapan itu dalam empat masa iaitu:
§ Ketika
mati
§ Didalam
kubur sehingga dapat menjawab pertanyaan tanpa gentar atau takut
§ Ketika
hisab
§ Ketika
berjalan diatas sirat sehingga berjalan bagaikan kecepatan kilat
Jika ditanya tentang soal kubur bagaimanakah bentuknya, maka ulama telah
membicarakannya dalam berbagai pendapat. Sebahagiannya berkata pertanyaan itu
hanya kepada roh tanpa jasad dan disaat itu roh masuk kedalam jasad hanya
sampai didada. Ada pendapat berkata bahawa rohnyanya diantara jasad dan kafan
dan sebaiknya seorang mempercayai adanya pertanyaan dalam kubur tanpa
menanyakan dan sibuk dengan caranya. Dan kita sendiri akan mengetahui bila
sampai disana, maka bila ada orang menolak adanya soal Mungkar Nakier dalam kubur,
maka penolakannya dari dua jalan iaitu:
§ Mereka
berkata: “Ia tidak mungkin menurut perkiraan akal, sebab menyalahi kebiasaan
tabiat alam.”
§ atau
mereka berkata: “Tidak ada dalil yang menguatkan.”
Pendapat pertama bahawa ia tidak mungkin dalam akal kerana menyalahi kebiasaa
tabiat alam. Pendapat ini bererti menidakkan kenabian dan mukjizat, sebab para
Nabi itu semuanya dari manusia biasa dan tabiatnya mereka sama, tetapi mereka
telah dapat bertemu dengan Malaikat dan menerima wahyu, bahkan laut telah
terbelah untuk Nabi Musa a.s., demikian pula tongkatnya menjadi ular, semua
kejadian itu menyalahi tabiat alam, maka orang yang menolak semua itu bererti
keluar dari Islam. Jika ia berkata: “Tidak ada dalil.”, maka hadis-hadis yang
diterangkan sudah cukup untuk menjadi alasan bagi orang yang akan mahu terima.
Firman Allah s.w.t. yang berbunyi: “Wa man a’rodho an dzikri fa inna lahu ma’i syatan dhanka
wanah syuruhu yaumal qiyaamati a’ma. (Yang bermaksud) “Dan siapa yang mengabaikan peringatanKu (ajaranKu) maka ia
akan merasakan kehidupan yang sukar (kehidupan sukar ini ketika menghadapi
pertanyaan dalam kubur).”
Demikian pula ayat: “Yu tsabbitulladzina
aamanu bil qoulaits tsabiti filhayatiddunia wafil akhirati. (Yang
bermaksud) “Allah akan menetapkan hati orang-orang mukmin dengan khalimah yang
teguh didunia dan diakhirat.”
Abu-Laits meriwayatkan dengan sanadnya dari Saad bin Almusayyab dari
Umar r.a. berkata: Nabi Muhammad s.a.w
bersabda: “Jika seorang mukmin telah masuk kedalam kubur, maka didatangi oleh
dua Malaikat yang menguji dalam kubur, lalu mendudukkannya dan menanyainya,
sedang ia mendengar suara derap sandal sepatu mereka ketika kembali, lalu
ditanya oleh kedua Malaikat itu: Siapa Tuhammu, dan apakah agamamu, dan siapa
Nabimu, lalu dijawab: Allah tuhanku, dan
agamaku Islam dan Nabiku Nabi Muhammad s.a.w. Lalu Malaikat itu berkata: Allah yang menetapkan kau dalam khalimah itu,
tidurlah dengan tenang hati. Itulah ertinya Allah menetapkan
mereka dalam khalimah hak. Adapun orang kafir zalim maka Allah menyesatkan mereka dengan tidak memberi
petunjuk taufiq pada mereka, sehingga ketika ditanya oleh Malaikat: Siapa
Tuhanmu, apa agamamu dan siapa Nabimu, maka jawab orang kafir atau munafiq:
Tidak tahu. Maka oleh Malaikat dikatakan: Tidak tahu, maka langsung dipukul
sehingga jeritan suaranya terdengar semua yang dialam kecuali manusia dan jin.
(Dan andaikan didengar oleh manusia pasti pingsan)
Abu Hazim dari Ibn Umar r.a. berkata: Nabi Muhammad
s.a.w bersabda kepada Umar r.a : “Bagaimanakah kau hai Umar jika
didatangi oleh kedua Malikat yang akan mengujimu didalam kubur iaitu Mungkar
Nakier hitam keduanya kebiru-biruan siung keduanya mengguriskan bumi, sedang
rambut keudanya sampai ketanah dan suara keduanya bagaikan petir yang dahsyat,
dan matanya bagaikan kilat yang menyambar?” Umar bertanya: “Ya Rasullullah, apakah ketika itu aku cukup sedar
sebagaimana keadaanku sekarang ini?” Nabi Muhammad
s.a.w menjawab: “Ya.” Umar berkata: “jika sedemikian maka saya
selesaikan keduanya dengan izin Allah s.w.t..
Nabi Muhammad s.a.w bersabda: “sesungguhnya
Umar seorang yang mendapat taufiq.”
Abul-Laits berkata: “saya telah diberitahu oleh Abul-Qasim bin Abdurrahman bin
Muhammad Asysyabadzi dengan sanadnya dari Abu Hurairah r.a. berkata: Nabi Muhammad s.a.w bersabda: “Tiada seorang yang
mati melainkan ia mendengkur yang didengari oleh semua binatang kecuali
manusia, dan andaikata ia mendengar pasti pingsan, dan bila dihantar kekubur,
maka jika solih (baik) berkata: “Segerakanlah aku, andaikan kamu mengetahui apa
yang didepanku daripada kebaikan, nescaya kamu akan menyegerakan aku. Dan bila
ia tidak baik maka berkata: “Jangan keburu, andaikata kamu mengtahui apa yang
didepan aku daripada bahaya, nescaya kamu tidak akan keburu. Kemudian jika
telah ditanam dalam kubur, didatangi oleh dua Malaikat yang hitam kebiru-biruan
datang dari arah kepalanya, maka ditolak oleh sembahyangnya: Tidak boleh datang
dari arahku sebab adakalanya ia semalaman tidak tidur kerana takut dari saat
yang seperti ini, lalu datang dari bawah kakinya, maka ditolak oleh baktinya
pada kedua orang tuanya: Jangan datang dari arahku, kerana ia biasa berjalan
tegak kerana ia takut dari saat seperti ini, lalu datang dari arah kanannya,
maka ditolak oleh sedekahnya: Tidak boleh datang dari arahku, kerana ia pernah
sedekah kerana ia takut dari saat seperti ini, lalu ia datang dari kirinya maka
ditolak oleh puasanya: Jangan datang dari arahku, kerana ia biasa lapar dan
haus kerana takut saat seperti ini, lalu ia dibangunkan bagaikan dibangunkan
dari tidur, lalu ia bertanya: Bagaimana pendapatmu tentang orang yang membawa
ajaran kepadamu itu? Ia tanya: Siapakah itu? Dijawab: Muhammad
s.a.w? Maka dijawab: Saya bersaksikan bahawa ia utusan Allah. Lalu berkata kedua Malaikat: Engkau hidup
sebagai seorang mukmin, dan mati juga mukmin. Lalu diluaskan kuburnya, dan
dibukakan baginya segala kehormatan yang dikurniakan Allah kepadanya. Semoga Allah memberi
kita taufiq dan dipelihara serta dihindarkan dari hawa nafsu yang menyesatkan,
dan menyelamatkan kami dari siksa kubur kerana Nabi
Muhammad s.a.w juga berlindung kepada Allah dari
siksa kubur.”
A’isyah r.a. berkata: “Saya dahulunya tidak mengetahui adanya siksa kubur
sehingga datang kepadaku seorang wanita Yyahudi, minta-minta dan sesudah saya
beri ia berkata: “Semoga Allah melindungi
kamu dari siksa kubur. Maka saya kira keterangannya itu termasuk tipuan kaum
Yahudi, lalu saya ceritakan kepada Nabi Muhammad s.a.w
maka Nabi Muhammad s.a.w memberitahu kepadaku
bahawa siksa kubur itu hak benar, maka seharusnya seorang muslim berlindung
kepada Allah s.w.t. dari siksa kubur,
dan bersiap sedia untuk menghadapi kubur dengan amal yang soleh, sebab selama
ia masih hidup maka Allah s.w.t. telah
memudahkan baginya segala amal soleh. Sebaliknya bila ia telah masuk kedalam
kubur, maka ia akan ingin kalau dapat diizinkan, sehingga ia sangat menyesal
semata-mata, kerana itu seorang yang berakal harus berfikir dalam hal
orang-orang yang telah mati, kerana orang-orang yang telah mati itu, mereka
sangat ingin kalau dapat akan sembahyang dua rakaat, berzikir dengan tasbih,
tahmid dan tahlil, sebagaimana ketika didunia, tetapi tidak diizinkan, lalu
mereka hairan pada orang-orang yang masih hidup menghambur-hamburkan waktu
dalam permainan dan kelalaian semata-mata. Saudaraku jagalah dan siap-siapkan
harimu, sebab ia sebagai pokok kekayaanmu, maka mudah bagimu mendapatkan atau
mencari untung laba, sebab kini dagangan akhirat agak sepi dan tidak laku,
kerana itu rajin-rajinlah kau mengumpulkan sebanyak mungkin daripadanya, sebab
akan tiba masa dagangan itu sangat berharga sebab pada saat itu ia berharga,
maka kau tidak akan dapat mencari atau mencapainya. Kami mohon semoga Allah s.w.t. memberi taufiq untuk bersiap-siap
menghadapi saat keperluan dan jangan sampai menjadikan kami dari golongan yang
menyesal sehingga ingin kembali kedunia tetapi tidak diizinkan, juga semoga Allah s.w.t. memudahkan atas kami sakaratulmaut,
dan kesukaran kubur, demikian pula pada semua kaum muslimin dan muslimat.
Aamin ya Robbal aalamin. Engkau arhamurrahimin,
wahasbunallahu wani’mal wakiel, walahaula wala quwwata illa billahil aliyil
adhiem.”

Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Silahkan beri komentar anda !